✤ Sejarah Reklamasi Belanda
Penampakan daratan Belanda pada 2000 hingga setidaknya 100 tahun yang lalu, tidaklah sama dengan penampakannya di era kini. Dulunya, banyak wilayah Belanda yang berupa daerah perairan berupa danau-danau kecil di daerah Holland dan Friesland, serta Zuiderzee yang masih mendominasi wilayah tengah Belanda.
Zuiderzee merupakan sebuah teluk besar di Belanda, yang mana Zuiderzee di era kini telah diubah menjadi Flevoland serta IJsselmeer dan Markemeer. Menurut catatan sejarah, Zuiderzee telah terbentuk setidaknya sejak 1000 tahun yang lalu. Zuiderzee sebelumnya hanyalah sebuah danau yang dikelilingi oleh daratan luas Belanda, yang disebut Danau Flevo.
Ya, wilayah daratan dulunya mendominasi Belanda, setidaknya sebanyak 80%. Hal yang menyebabkan Zuiderzee terbentuk dan mengikis daratan Belanda (terlebih di Holland dan Friesland) adalah persoalan kenaikan air laut di awal Abad Pertengahan. Belanda dikenal sebagai Negeri Rendah, dan itu sesuai dengan nama 'Nether-land'. Ketika air laut mengalami kenaikan, tentu banyak wilayah yang terendam. Itu terutama melalui saluran Vlie yang menjadi hulu Danau Flevo. Sekitar 30% wilayah Holland Kuno diperkirakan memiliki ketinggian yang sangat rendah dibanding ketinggian laut saat ini. Flevoland yang kini telah direklamasi, di tahun 500 SM bahkan pernah menjadi daratan tersendiri.
Penurunan jumlah daratan Belanda dan peningkatan wilayah Zuiderzee, sebenarnya telah menjadi masalah serius disana, dan telah dicoba untuk diselesaikan. Orang-orang Frisia yang menetap di sepanjang pesisir Laut Utara Belanda, mencoba membangun beberapa tanggul untuk menahan air dan melindungi beberapa proyek pertanian. Konsep reklamasi pertama yang dicanangkan adalah berupa pengisian pasir atau jenis bahan tanah lainnya, pada wilayah yang dituju berupa rawa ataupun danau-danau kecil dan lahan basah lainnya. Wilayah yang direklamasi tersebut dinamakan 'Polder'.
Banjir St. Lucia 1287 yang menewaskan hingga 50.000 penduduk, merupakan pendorong pertama dari upaya masyarakat Belanda untuk mereklamasi wilayah yang lebih besar. Di abad ke-15, Belanda mulai menggunakan Kincir Angin untuk mereklamasi tanah, dengan menggunakan metode pengeringan. Kincir angin terbukti lebih efisien untuk menciptakan Polder, dan Kincir angin nantinya menjadi ikon Belanda. Kincir angin juga terus dikembangkan, dimana pada tahun 1700-an Belanda untuk pertama kalinya menggunakan Kincir Angin bertenaga uap (sebelumnya bergantung pada angin atau manual).
Pada pertengahan abad ke-19, danau-danau kecil beserta rawa-rawa yang ada di Belanda telah sepenuhnya dikeringkan dan diubah menjadi daratan baru. Kepulauan Zeeland yang dulunya didominasi oleh wilayah perairan (sesuai namanya), di era baru itu telah diubah sedemikian rupa hingga membentuk 80% daratan baru. Tercatat selama periode tahun 1200 hingga 1900, Belanda sukses mereklamasi lebih dari 5.000 km² lahan basah. Kesuksesan tersebut kemudian mulai mendorong Belanda untuk melakukan proyek terbesarnya, dalam upaya mereklamasi Zuiderzee.
Megaproyek reklamasi Zuiderzee bernama Zuiderzeeweken, yang mana megaproyek ini pertama kali dibicarakan pada tahun 1891, berupa rancangan Bendungan melalui sebuah jalan panjang dari Holland Utara hingga Friesland, yang akan menutup Zuiderzee dari Laut Wadden (Laut Utara). Megaproyek ini sekiranya didukung oleh pihak Kerajaan, melalui pidato Ratu Wilhelmina pada tahun 1913.
Meskipun begitu, Megaproyek ini tak sepenuhnya berjalan mulus. Para nelayan merasa Zuiderzeeweken akan menghilangkan mata pencaharian mereka, karena Zuiderzee tak akan terhubung lagi dengan Laut Wadden, atau yang lebih parah adalah kemungkinan bahwa Zuiderzee akan sepenuhnya menjadi daratan. Beberapa Politikus dan masyarakat juga mempertanyakan kelayakan finansial dari Zuiderzeeweken.
Kebuntuan ini pada akhirnya dipecahkan dengan adanya Banjir Besar yang melanda Belanda pada tahun 1916. Masyarakat Belanda pada akhirnya mau menerima pelaksanaan Zuiderzeeweken. Akhirnya, Pada tanggal 14 Juni 1918, Undang-Undang Zuiderzee disahkan. Ada 3 poin penting Undang-Undang tersebut, yang diantaranya :
(1) Lindungi Belanda Tengah dari pengaruh arus Laut Utara, (2) Meningkatkan suplai makanan Belanda dengan pengembangan dan budidaya lahan pertanian baru, (3) Tingkatkan pengelolaan air dengan membuat danau air tawar dari bekas saluran masuk air asin yang tidak terkendali.
Poin atau proposal diatas sebenarnya mengakibatkan perubahan haluan, dimana Proposal ini justru ditujukan untuk melestarikan Zuiderzee, serta tujuan utama untuk membuat daratan baru. Proposal baru ini sekaligus memecahkan masalah para nelayan Zuiderzee, yang mana ikan-ikan di Zuiderzee akan terus dilestarikan.
Langkah pertama yang dilakukan berupa pelaksanaan dari pembangunan bendungan Amsteldiepdijk sepanjang 2.5 km pada tahun 1919, yang menghubungkan Holland Utara dengan pulau Wieringen. Barulah pada 1927, dimulailah pembangunan Afsluitdijk yang merupakan inti terpenting dari Megaproyek Zuiderzeeweken. Bendungan Afsluitdijk sepanjang 32 km inilah yang menutup Zuiderzee dari Laut Wadden, yang mana hal tersebut memudahkan proses pembentukan Polder baru yang lebih besar.
Wieringerme merupakan Polder pertama dari megaproyek Zuiderzeeweken, yang dibangun pada tahun 1930. Nama polder ini diambil pulau Wieringen, yang memang lokasinya menyatu. Proyek kedua adalah pembangunan polder Noordoostpolder, yang dilaksanakan pada 1942. Polder ini merupakan wilayah pertama dari Flevoland.
Di tahun 1957, Belanda kembali mengupayakan pembangunan Polder di Zuiderzee. Kali ini dibangunlah polder Oostelijk Flevoland, yang menjadi cikal bakal pembangunan 'Pulau Buatan Terbesar di Dunia'. Proyek kembali dilanjutkan pada 1967, yang menjadi akhir dari program reklamasi Zuiderzee, dengan membangun polder Zuidelijk Flevoland yang rampung pada 1968, dan menciptakan pulau Buatan Terbesar Flevopolder (970 km²).
Di tahun 1975, pemerintah Belanda mengizinkan pembangunan Bendungan Houtribdijk yang memecah Zuiderzee menjadi IJsselmer (utara) dan Markemeer (selatan).
Hingga lebih dari 90 tahun lamanya, Bendungan Belanda ini masih bertahan, yang membuktikan keefisienan Zuiderzeeweken.
Belanda juga sukses mencapai keinginannya untuk memperluas daratannya, sehingga tak heran ada pepatah berbunyi :
God created the world but the Dutch created the Netherlands
-Historia Est Via Futuri-
.TE07MRC23.
Komentar
Posting Komentar