✤ Sejarah Jembatan Beringia, Penghubung Asia-Amerika
Lihatlah ke peta dunia, dan perhatikan bagian Asia di arah timur laut (Chukotka) dengan wilayah Alaska. Mungkin yang akan terbesit di pikiran adalah betapa dekatnya kedua daratan tersebut. Mungkin juga akan terpikir apakah wilayah tersebut dulunya pernah menyatu, atau kenapa tak menyatu saja?
Pada kenyataannya, Asia dan Amerika memang pernah menyatu, tepatnya di daerah yang tertera pada peta.
Perhatikanlah 'Bering Sea', dan hal yang mungkin tak bisa dipercaya adalah bahwa Laut Bering dulunya pernah menjadi daratan. Daratan tersebut bernama Beringia atau dikenal pula sebagai Jembatan Beringia, dengan luas lebih dari 1,6 juta kilometer persegi. Istilah Jembatan digunakan karena mengacu pada daratan Beringia yang memang menghubungkan antara Asia dan Amerika, yang dulunya sempat terpisah.
Teori awal mengenai Beringia diperkirakan dimulai pada tahun 1590, ketika Misionaris Fray Jose de Acosta membuat catatan tertulis pertama yang menyarankan pembentukan sebuah jembatan darat untuk menghubungkan Asia ke Amerika Utara. Catatan de Acosta pada akhirnya memunculkan sebuah pertanyaan selama periode 1600-an, yakni tentang Bagaimana orang (Indian) dapat bermigrasi ke Dunia Baru (Amerika)? Pertanyaan ini muncul karena Benua Amerika diperkirakan baru dihuni Indian setidaknya sejak 16.000 tahun yang lalu.
Peta Beringia dan Evolusinya
Orang-orang Eropa mulai berteori yang diantaranya menyebut bahwa : orang Norse melintasi Greenland kemudian melintas dan menetap ke Amerika Utara, Orang Atlantis sebagai asal usul kehidupan manusia di Dunia Baru (Amerika), dan Bahwa Orang Indian sebenarnya adalah pribumi asli Dunia Baru sejak benua itu terpisah. Tak ada yang tahu pasti kebenaran masing-masing teori, hingga tibalah periode 1800-an, dimana para ilmuwan mempertimbangkan teori Jembatan Darat.
Di periode tersebut, para ilmuwan dan naturalis Benua Amerika mulai menyelidiki situs arkeologi di pantai timur Amerika Serikat. Mereka kemudian perlahan-lahan mulai melakukan ekspansi penyelidikan hingga ke Pantai Barat Mainland. Para ilmuwan tersebut pada akhirnya mengemukakan bahwa para Indian tidak berasal dari Amerika Utara, tetapi mereka sebenarnya dari Benua lain, alias mereka melakukan migrasi. Penelitian tersebut sempat terhenti pada tahun 1890, namun akhirnya dilanjutkan pada 1925. Dari tahun 1925 sampai tahun 1940-an, akhirnya dikemukakanlah bahwa Laut Bering dan Laut Chukchi dulunya adalah daratan, yang kemudian mereka beri nama Beringia.
Teori ini semakin diperkuat dengan penelitian terkait era Last Glacial Maxium (LGM), yang memang mengakibatkan pengeringan beberapa perairan di Bumi, yang membentuk berbagai daratan besar seperti : Sundaland, Sahul, dan juga Beringia ini sendiri. Teori Jembatan Beringia juga memperkuat teori bahwa Orang Indian memang sejatinya bukanlah penduduk asli Amerika Utara, melainkan kelompok imigran purba dari Siberia di Asia Utara. Jembatan Bering juga diyakini sebagai jalan masuk migrasi Mammoth ke Amerika Utara, mengingat Mammoth paling awal tersebar di Asia dan Eropa.
Peta Migrasi penduduk Indian ke Amerika
Jembatan Beringia sendiri diperkirakan baru tenggelam pada kisaran 11.000 tahun yang lalu, ketika suhu Bumi mulai mengalami peningkatan yang membuat gletser-gletser mencair, dan juga berakibat pada peningkatan permukaan air laut secara drastis.
-Historia Est Via Futuri-
.MDY06MR23.
Komentar
Posting Komentar