Langsung ke konten utama

Siapa Sebenarnya Bangsa Eropa Pertama yang Menemukan Benua Amerika?

Bangsa Viking adalah Penemu Pertama Benua Amerika

Beberapa orang mungkin akan berpikir bahwa Christopher Columbus adalah Orang Eropa pertama yang menjelajah dan menemukan Benua Amerika. Dikatakan bahwa Columbus berangkat menuju Amerika yang sebelumnya ia kira bahwa itu adalah Asia, pada tahun 1492. Dikatakan pula bahwa ketika Columbus mendarat di Bahama, itu menjadi kali pertama Orang Eropa menginjakkan kaki di Benua Amerika. Lantas apakah benar bahwa Columbus adalah orang Eropa pertama yang menemukan benua Amerika? 

Dunia Baru atau Amerika

Jawaban dari pertanyaan itu adalah Tidak, Christopher Columbus rupanya bukanlah orang Eropa pertama yang menemukan benua Amerika. Lantas siapakah, jika bukan Columbus? Jawabannya adalah Orang Norse atau Bangsa Viking, yang mana mereka menemukan Benua Amerika jauh lebih awal dari Columbus. 


Ya, Orang Norse atau yang lebih rincinya Orang Islandia (bagian Kerajaan Norwegia) adalah bangsa Eropa yang pertama menemukan Benua Amerika. Sosok Norse tersebut adalah Gunnbjörn Ulfsson, yang secara tak sengaja menemukan Benua Amerika ketika ia tengah melakukan pelayaran, antara 876 M atau 932 M. Dikatakan tidak sengaja, karena Gunnbjörn sebenarnya tak berkeinginan untuk berlayar ke wilayah yang kini disebut 'Amerika', dimana Gunnbjörn sebenarnya keluar dari jalur untuk menuju Norwegia. Disebutkan bahwa ketika Gunnbjörn tengah berlayar, ia melihat sebuah daratan luas yang berbatu dan dipenuhi salju. Daratan tersebut diyakini merupakan Greenland (di bagian tenggara nya), karena secara fisik itu sangat berbeda dengan pulau Islandia dan daratan Norwegia. Gunnbjörn tak mendarat di daratan asing (Greenland) itu, karena badai sebentar lagi tiba, dan Gunnbjörn memilih memutar balik jalur pelayaran, dan kembali ke Islandia. 

Pelayaran ke Tanah Penggembalaan Asing (Greenland) 

Ketika Gunnbjörn tiba di pelabuhan Islandia, dia menceritakan penemuannya itu kepada orang-orang lain. Cerita Gunnbjörn itu pada akhirnya meyakinkan orang-orang disana bahwa di belahan Bumi Barat ada sebuah tanah asing yang belum pernah disentuh oleh orang-orang. Meski cerita Gunnbjörn sudah menyebar luas, belum ada satu orang pun yang berkeinginan untuk melakukan penjelajahan lebih lanjut ke Greenland, termasuk Gunnbjörn itu sendiri. Perlu diketahui, bahwa di era Gunnbjörn itu belum ada nama "Greenland". Greenland di era Gunnbjörn hanya dikenal sebagai tanah asing yang disebut sebagai "Tanah Penggembalaan". 


Sekitar 1 abad atau mungkin ½ abad setelah penemuan tanah asing oleh Gunnbjörn, Snæbjörn galti Hólmsteinsson menjadi orang Eropa pertama yang sukses menginjakkan kaki di tanah yang kelak bernama Greenland. Peristiwa itu terjadi pada 978 M, dimana Galti dan beberapa rekan dari Islandia secara sengaja berlayar menuju ke Barat, dan berhasil mendarat di wilayah Tasiilaq. Galti dan rekan  juga membangun sebuah gubuk kecil untuk menghadapi musim dingin di Greenland. Tetapi tidak tinggal lama disana, karena terjadi perselisihan internal di dalam kelompoknya. Perselisihan itu pada akhirnya menewaskan Galti, dan beberapa orang yang selamat memutuskan untuk segera kembali ke Islandia. 


Sosok Norse yang secara umum terkenal sebagai penemu benua Amerika dan juga Tanah Penggembalaan, adalah Erik the Red. Meskipun dia memang bukan orang pertama yang melihat dan mendarat di Greenland, tapi Erik adalah orang Eropa pertama yang mendarat dan menetap cukup lama di Greenland. Sosok Erik juga lah yang menamai 'Greenland'. 

Erik the Red

Dikisahkan bahwa Erik berlayar ke Greenland pada 982 M sebagai bentuk hukuman berupa pengasingan, karena dia telah melakukan pembunuhan. Erik sekiranya mengetahui tanah asing di Barat Islandia, sehingga ia memutuskan berlayar kesana. Pelayaran Erik tersebut sukses, dimana ia akhirnya menemukan tanah asing yang dimaksud. Erik memutuskan untuk terus berlayar mengelilingi pulau ke arah selatan, hingga menemukan wilayah yang dinilai cocok untuk ditinggali. Erik terus berlayar ke selatan hingga mencapai ujung selatan Greenland yang disebut Kap Farvel. Erik diperkirakan menetap di sekitar wilayah Narsaaq, yang dulu ia namai sebagai Eiriksøy. Erik sendiri menetap di Greenland hingga tahun 985 M, atau tepat 3 tahun, sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Islandia untuk menceritakan pengalaman nya. 


Ketika Erik tiba di Breidafjord, ia segera menyeru orang-orang yang ada untuk berkumpul, agar ia bisa menceritakan pengalamannya di Greenland. Selama masa bercerita Erik inilah nama 'Greenland' terbentuk, dimana Erik menyebut Greenland yang padahal dipenuhi oleh salju dan gletser tebal (padahal lebih tepat disebut Iceland), dengan tujuan menarik perhatian orang-orang disana supaya tinggal di tanah asing yang ia sebut Tanah Hijau itu. Sugesti Erik itu berhasil, terlebih untuk para Norse atau Viking Islandia yang miskin dan kelaparan, yang mana mereka yakin Greenland adalah harapan baru untuk hidup mereka yang lebih baik.

Selang beberapa bulan kemudian, Erik dan beberapa kelompok yang ingin menetap di Greenland, berkumpul di Pelabuhan Breidafjord. Mereka menggunakan sekitar 25 kapal untuk menuju Greenland, dimana hanya 14 kapal yang berhasil sampai di Greenland dengan selamat. Sisa-sisa kelompok yang selamat termasuk Erik itu kemudian berhasil mendarat di Narsaaq atau Eiriksøy, dimana mereka segera mendirikan sebuah koloni atau pemukiman permanen yang bernama Eystribyggð (Pemukiman Timur). Mereka juga mendirikan dua koloni atau pemukiman permanen yang lain, yakni Vestribygð (Pemukiman Barat) dan Midribygð (Pemukiman Tengah). 

Peta Koloni Greenland

Ketiga Koloni atau Pemukiman Permanen tersebut terbilang sukses, yang mana ketiganya mengalami pertumbuhan penduduk secara bertahap (diperkirakan hingga mencapai 5000 jiwa), yang didukung oleh kemakmuran pertanian. Erik yang merupakan pemimpin sekaligus pencetus pendirian pemukiman di Greenland kemudian memperoleh kehormatan tinggi dengan diangkat sebagai Kepala Suku Tertinggi. 

Selama lebih dari 17 tahun berlangsung, pendirian Koloni Greenland terbilang sukses. Hingga di tahun 1002, sekelompok Orang yang tiba untuk menetap di Greenland ternyata membawa sebuah malapetaka berupa wabah yang menyebar. Akibatnya, sempat terjadi penurunan populasi di Koloni Greenland, akibat tewasnya beberapa penduduk termasuk Erik yang akhirnya meninggal pada 1003 M. Namun demikian, Koloni Greenland tidaklah hancur dan ditinggalkan, karena perlahan wabah mulai hilang dan Koloni Greenland diperbaiki kembali. Koloni Greenland pada akhirnya bertahan hingga sekitar 4.5 abad, sebelum akhirnya ditinggalkan pada periode Zaman Es Kecil pada pertengahan abad ke-15. Koloni Greenland baru dibuka dan ditinggali kembali pada tahun-tahun awal abad ke-17. 


Kisah Erik sekiranya dilanjutkan oleh putranya, yakni Leif Erikson, yang kerap dianggap sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di daratan utama benua Amerika. Leif Erikson diperkirakan lahir pada kisaran tahun 970 M di Islandia, yang pada akhirnya ia ikut ayahnya (Erik) untuk menetap di Greenland. Leif pada akhirnya telah menghabiskan sekitar 40 tahun hidupnya untuk tinggal di Greenland, bersama keluarganya.  

Patung Leif di kota St. Paul, Minnesota

Perjalanan pertama Leif sebagai penjelajah mungkin dimulai antara tahun 1002 sampai 1003 Masehi, yang mana Leif melakukan pelayaran ke barat dari Greenland dan berhasil sampai ke Helluland (Baffin), dan itu merupakan tanah temuan pertamanya. Perjalanan Leif dilanjut dengan pelayaran ke Selatan, hingga ia mencapai Markland, yang diperkirakan bahwa wilayah tersebut kini merupakan bagian dari wilayah Labrador. Pendaratan Leif di Markland itu diyakini sebagai pendaratan pertama orang Eropa di daratan utama benua Amerika. Leif kemudian segera melanjutkan pelayarannya menuju ke selatan, hingga mencapai tanah Vinland, yang diperkirakan lokasinya berada di ujung utara Pulau Newfoundland. Leif mungkin sempat mendirikan sebuah pemukiman kecil di Vinland, namun itu tak berlangsung lama karena ia akhirnya kembali ke Greenland, selang beberapa bulan ke depan. Leif terus hidup di Greenland hingga ia meninggal pada 1025 M. 


Kesimpulannya, Christopher Columbus dengan Bangsa Spanyol bukanlah bangsa Eropa pertama pertama yang menemukan Benua Amerika, melainkan Bangsa Norse atau Viking lah penemu pertamanya, yang mana mereka setengah abad lebih awal dari Columbus. 



-Historia Est Via Futuri-

.SDY12MR23.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Prancis dan Inggris (sekutu) tidak mendeklarasikan perang kepada uni Soviet ketika uni Soviet menyerang Polandia,padahal beberapa hari sebelumnya Jerman menyerang Polandia dan langsung dideklarasikan perang?

✤ Ada Apa Dengan Prancis-Inggris & Uni Soviet?  Uni Soviet melakukan serangan ke Polandia di tanggal 17 September 1939. Jerman melakukan serangan ke Polandia pada tanggal 01 September 1939, dan 3 hari setelah penyerangan Jerman ke Polandia, Inggris beserta Prancis mendeklarasikan perang pada Jerman. Hal itu tidak dilakukan ke Uni Soviet padahal mereka sama-sama invader. Mengapa begitu? Perlu diketahui, bahwa Jerman ini menginvasi Polandia tidak hanya satu hari satu malam saja, melainkan dari 01 September 1939 sampai 06 Oktober 1939. Nah, Soviet itu menginvasi Poland tepat di tengah-tengah meletusnya Invasi. Hasil akhir serangan Invasi ke Polandia. Bisa dilihat, bahwa Jerman dan Soviet membabat habis seluruh wilayah Polandia Dan jika kita lihat hasil dari invasi ini Jerman lah yang menang. Itu berarti Inggris dan Prancis sudah cukup kewalahan mengalahkan Jerman. Jika sampai kedua negara ini mendeklarasikan perang serta harus melawan Soviet mereka bisa-bisa saja dikalahkan lebih ...

Bagaimana Sejarah dari Upaya Reklamasi Belanda?

✤   Sejarah Reklamasi Belanda Penampakan daratan Belanda pada 2000 hingga setidaknya 100 tahun yang lalu, tidaklah sama dengan penampakannya di era kini. Dulunya, banyak wilayah Belanda yang berupa daerah perairan berupa danau-danau kecil di daerah Holland dan Friesland, serta Zuiderzee yang masih mendominasi wilayah tengah Belanda.  Perbandingan penampakan daratan Belanda Zuiderzee merupakan sebuah teluk besar di Belanda, yang mana Zuiderzee di era kini telah diubah menjadi Flevoland serta IJsselmeer dan Markemeer . Menurut catatan sejarah, Zuiderzee telah terbentuk setidaknya sejak 1000 tahun yang lalu. Zuiderzee sebelumnya hanyalah sebuah danau yang dikelilingi oleh daratan luas Belanda, yang disebut Danau Flevo . Ya, wilayah daratan dulunya mendominasi Belanda, setidaknya sebanyak 80%. Hal yang menyebabkan Zuiderzee terbentuk dan mengikis daratan Belanda (terlebih di Holland dan Friesland) adalah persoalan kenaikan air laut di awal Abad Pertengahan. Belanda dikenal sebag...

Bagaimana sejarah penggunaan nama 'Indonesia'?

✤ Sejarah Panjang Dari Nama Indonesia Sebagian dari kita, mungkin sudah tahu bahwa nama Indonesia berasal dari kata dalam bahasa Yunani Kuno, yakni ' Indos'  yang berarti ' India ' dan   'Nesos'  yang berarti ' Kepulauan '. Kalau kita gabungkan, nama dari Indonesia itu bermakna ' Kepulauan India '.  Namun, yang tak banyak diketahui adalah perihal bahwa Penamaan dari Indonesia berasal dari orang asing yang tengah membuat sebuah Jurnal.  Sejarah nama Indonesia, bermula pada saat pertengahan abad ke-19. Kala itu, sebuah Jurnal atau majalah bernama JIAEA, yang merupakan akronim dari ' Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia ' mulai dibuat. Di dalam pembuatannya terdapat seorang Ahli Antologi Inggris bernama George Samuel Windsor Earl , yang turut serta dalam penulisan jurnal itu pada tahun 1850. George S.W. Earl Dalam pelaksanaan penulisan Jurnal JIAEA itu, Earl memberikan sebuah argumen yang menegaskan bahwa sudah tiba saatnya ba...